Cybernewsindonesia.id | Pemalang, Jawa Tengah 14 April 2025 - Kondisi perekonomian yang masih sulit di Indonesia, khususnya di Kabupaten Pemalang, berdampak signifikan pada kebutuhan masyarakat kecil, termasuk di bidang pendidikan. Belakangan ini, sejumlah pungutan di sekolah kembali menjadi sorotan, terutama ketika diduga menguntungkan pihak-pihak tertentu.
Salah satu kasus yang mencuat berasal dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Kecamatan Pemalang. Sekolah ini mengadakan program study tour ke Bali dengan biaya mencapai hampir Rp2.000.000 per siswa. Biaya tersebut dinilai terlalu tinggi dan memberatkan banyak wali murid.
Salah satu wali murid, yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan kekecewaannya kepada tim media. “Mahalnya biaya kegiatan study tour yang diadakan panitia membuat saya merasa sangat keberatan, Pak,” ujarnya singkat.
Untuk menggali lebih dalam, tim Media mendatangi Kantor Kementerian Agama (Kemenag) di area pendopo Kabupaten Pemalang. Salah satu pejabat yang ditemui memberikan klarifikasi mengenai kebijakan terkait study tour.
“Kami tidak pernah mengeluarkan surat edaran yang mewajibkan atau melarang adanya study tour,” jelasnya. “Yang penting, kegiatan tersebut tidak memberatkan orang tua murid dan tidak ada paksaan bagi siswa untuk ikut.”
Namun ketika tim media mengunjungi Kantor Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah yang berlokasi di Jl. Jenderal Sudirman, Kelurahan Wanarejan Kecamatan Taman, muncul pernyataan yang berbeda. Seorang perwakilan dari kantor tersebut menyatakan dengan tegas, “Kami melarang keras adanya study tour.”
Perbedaan pernyataan antara instansi Kemenag dan Dinas Pendidikan Provinsi membuat tim media bertanya-tanya mengenai kejelasan aturan yang berlaku, terutama untuk sekolah berbasis agama seperti MAN.
Kami juga menghubungi biro wisata yang berdomisili di Kota Tegal, Pihak biro menyerahkan sepenuhnya kepada ketua panitia study tour di sekolah, Bapak Ridho. "Hubungi saja langsung ketua panitianya, Mas," ujarnya singkat melalui sambungan telepon.
Sementara itu, salah satu anggota paguyuban biro wisata GATRA, yang juga enggan disebutkan namanya, mengungkapkan bahwa tarif normal study tour ke Bali umumnya di bawah Rp1.500.000. “Itu pun sudah termasuk keuntungan panitia,” jelasnya.
Saat dikonfirmasi, Ketua Panitia Study Tour MAN Pemalang Bapak Ridho menyampaikan, bahwa kegiatan ini merupakan usulan dari para siswa dan OSIS. "Kami merespons usulan tersebut karena memang yang akan diberangkatkan adalah siswa kelas dua, kurang lebih sekitar 300 anak," jelasnya.
Namun, untuk memastikan tidak ada paksaan, panitia mengadakan voting, dan Hasilnya 90% siswa menyatakan setuju dan 10% lainnya menolak.
Setelah harga dan tujuan disepakati, banyak siswa yang akhirnya mengundurkan diri. Kini peserta study tour tinggal sekitar 60% dari total siswa," tambahnya.
Menanggapi isu adanya ‘titipan harga’ untuk Kepala Sekolah (KS), Ridho menegaskan, “Itu sama sekali tidak benar. Tidak ada titipan atau pungutan semacam itu.”
Hal ini menunjukkan pentingnya transparansi dan komunikasi antara sekolah, orang tua, serta instansi terkait dalam setiap kegiatan di dunia pendidikan.
Ketika biaya menjadi kendala utama, penting untuk mengutamakan asas keadilan dan mempertimbangkan kondisi ekonomi wali murid.
Biro Pemalang : M.Imam
Social Header
Search